Minggu, 29 Mei 2016

How Sumayya was Born (1/2)

Sejak pertama kali divonis hamil *loh, kok divonis? :')*, hal paling menakutkan bagi saya adalah.. bagaimana caranya mengeluarkan bayi di dalam rahim saya ketika usia gestasinya sudah cukup nanti, alias.... melahirkan!
*gambar out of the topic* janin sumayya 4 bulan :3
***
Bertahun yang lalu ketika kami masih kelas 1 SMA, terekam jelas hingga detik ini. Saat pelajaran fiqh, dengan layar berisi  huruf arab gundul hasil tembakan infokus, materi kami hari itu adalah "Haidh" atau menstruasi. Entah dari mana awalnya, guru kami yang kebetulan perempuan kemudian mengatakan,

"melahirkan itu nggak sakit, kok.. sama seperti nyeri haid aja" wajahnya santai.
Disambut dengan seruan kami, "iya bu?" "Ahh iyaa? Masa?" "Sama kayak nyeri haid biasa buu?" Maklum anak-anak baru 15 tahun, excited banget.
"Iyaa.. sama kayak nyeri haid" kemudian beliau tersenyum, "terus dikali 50". Entah berapa nominal angka yang beliau sebut, saya-pun agak lupa. Yang jelas tidak kecil.
Kelas yang berisi 35 akhwat itu kemudian heboh.
Saya ternganga, nyeri haid aja udah begitu.. gimana melahirkan... dan... dan... begitulah... saya terpaksa mengingat momen itu sampai sekarang.

Kata teman saya yang sudah duluan melahirkan, "emang sih sakit, tapi pas bayinya lahir, langsung hilang kok" em, baiklah.. mungkin dia berusaha menghibur.
Kata temen yang satu lagi, "kata temenku, sakitnya pas mau lahir aja.. pas udah lahir liat bayinya, langsung ilang. Malah pengen punya bayi lagi, soalnya lucuu" mungkin dia berusaha membesarkan hati saya. Gapapa, menguatkan hati.

Abang juga ikut-ikutan, pake ngeluarin dalil segala,"ثم السبيل يسره" artinya: kemudian untuk menempuh jalannya (keluar dari perut ibunya), Dia memudahkannya. (QS. 'Abasa: 20).
"Tuh, kata Allah aja gitu, udah dimudahkann.. kalo Allah sudah menetapkan sesuatu, insyaAllah ada hikmahnya.. pasti ada kemudahan. Kalo emang udah ditetapkan cara melahirkan kayak gitu, pasti perempuan bisa menghadapi melahirkan" hem.. baiklah, kalo udah ngeluarin dalil gitu mah aku bisa apa atuh :')

Saya-pun pada akhirnya harus punya sumber kekuatan yang muncul dari lubuk hati sendiri. "Come on, hilwa. Lihat berapa milyar perempuan yang sudah melahirkan normal maupun operasi? Hey, mereka baik-baik saja. Bahkan satu wanita bisa melahirkan lima sampai lebih dari sepuluh anak. Everythings gonna be okay, sweety. Kalau melahirkan terlampau sakit, mana mungkin ada yang mau melahirkan untuk yang kedua, ketiga, bahkan mungkin kesepuluh kalinya." Emm.. mungkin memang sakit, tapi setelah itu mereka lupa rasa sakitnya. Mungkin..
Belum lagi dihantui dengan anemia defisiensi besi dengan kadar Hb saya 9 gr/dl yang menjadi salah satu faktor resiko mengalami postpartum hemmorage alias perdarahan pasca melahirkan yang menjadi salah satu penyebab kematian ibu ketika bersalin. Tapi... Oke, baiklah.. semangat, hilwaaa!

Hari-hari berlalu, dua bulan, tiga, empat, lima, tujuh, sembilan.. saya berusaha biasa aja. Tenang, akhir mei insyaAllah.. walaupun dalam hati yakin banget ini anak bakal lahir di pertengahan mei nanti. Tapi kegiatan ngampus, ngejar-ngejar dosen pembimbing untuk nyelesein proposal skripsi memang menyenangkan dan bikin lupa kalau suatu saat saya akan menghadapi yang namanya.. melahirkan!

Bahkan jum'at-nya, dua hari sebelum melahirkan, pembimbing 1 dan 2 saya baru saja meng-ACC proposal skripsi saya untuk naik seminar. Saya-pun sudah berbunga-bunga, membayangkan hari senin akan daftar seminar, kemudian seminar proposal, dan minggu depannya lagi debay lahir.Tapi emang belum rezeki daftar seminar, karena hari ahad-nya si debay lahir.

Sabtunya? Masih bolak-balik naik ke lantai 3 gedung PBL untuk penutupan kegiatan mentoring UP3AI FK, ke prodia yang ternyata tutup, sorenya juga seperti biasa jalan-jalan nyari kelapa muda *katanya biar bayinya bersih*, dan survey lokasi masjid tempat abang ngimam dan taujih subuh besok *yang kemudian harus dibatalkan karena tengah malemnya saya tiba-tiba kontraksi dan mules mau lahiran*

Semua berjalan baik-baik saja, sampai ketika hari berganti ahad, pukul 12 malam tiba-tiba mules dateng dan gak pergi-pergi walaupun udah coba ke toilet berkali-kali. Jam setengah 2 akhirnya saya menyerah dan membangunkan abang.

To be continue..
Part kedua ada di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar